Interfaith Marriage Among the Tengger-Tosari Community in Pasuruan: Between Religious Normativity and Cultural Reality
Abstract
The focus of this article is to discuss the reality of interfaith marriages that occur among the Tengger-Tosari community in Pasuruan, in addition to the pattern of legal smuggling they do to obtain legal recognition of interfaith marriages. This is an interesting topic to study in order to complement general studies on interfaith marriage that tend to focus only on formal legal issues. Therefore, this research uses a socio-legal research model, which is a combination of doctrinal legal research methods and empirical legal research. Through this method, it is concluded that legal avoidance through submission to one of the prospective partner's religions is the main avoidance model among the Tengger Tosari community. However, this conversion is not permanent, because data from interviews with informants show that after the marriage takes place, they tend to return to their original religion. so the disposition of this research illustrates interesting field facts. in the future, researchers can enrich similar research by describing quantitative data that can be approached with mixed method research to find the exact number and perceptions of the perpetrators of interfaith marriages.
Downloads
References
Adil, M., & Jamil, S. (2023). Interfaith marriage in Indonesia: Polemics and perspectives of religious leaders and community organizations. Religion & Human Rights, 18(1), 31–53. https://brill.com/view/journals/rhrs/18/1/article-p31_2.xml
Ammar, D., Danialsyah, D., Lubis, M. F. R., Purba, A. R., & Nst, V. F. H. (2023). Pelaksanaan Pemberian Marga dalam Sistem Perkawinan Etnik Mandailing (Studi di Lembaga Adat Budaya Mandailing Medan). Jurnal PKM Hablum Minannas, 2(1), 68–79. https://doi.org/10.47652/jhm.v2i1.363
AN. (2024, September). Wawancara [Personal communication].
Aziz, N. M. (2011). Laporan akhir tim pemantauan dan inventarisasi perkembangan hukum adat Badan Pembinaan Hukum Nasional. Jakarta: Kementerian Hukum Dan HAM, Badan Pembinaan Hukum Nasional.
Bakhrul Ulum. (2023). Interlegalitas Hukum Perkawinan Masyarakat Muslim Tengger [Disertasi]. UIN Sunan Ampel.
CL. (2024, Agustus). Wawancara [Personal communication].
Dahwal, S. (2016). Hukum perkawinan beda agama dalam teori dan praktiknya di Indonesia. (No Title). https://cir.nii.ac.jp/crid/1130282270149273216
Disemadi, H. S. (2022). Lenses of legal research: A descriptive essay on legal research methodologies. Journal of Judicial Review, 24(2), 289–304. https://journal.uib.ac.id/index.php/jjr/article/view/7280
FA. (2024, September 5). Wawancara [Personal communication].
Hasyim, M. F., Channa, A. L., & Mufid, M. (2020). The Walagara Marriage Ritual the Negotiation between Islamic Law and Custom in Tengger. Journal of Indonesian Islam, 14(1), 139–162, DOI: 10.15642/JIIS.2020.14.1.139-162
Hefner, R. W., Bruinessen, M. van, Wisnuhardana, A., & Ahmad, I. (1999). Geger Tengger: Perubahan sosial dan perkelahian politik. (No Title). https://cir.nii.ac.jp/crid/1130000797354900224
Irianto, S. (2009). Metode Peneltian Hukum: Konstelasi dan Refleksi. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kamus versi online/daring (dalam jaringan). (n.d.). Retrieved December 10, 2024, from https://kbbi.web.id/budaya
KJ. (2024, Agustus). Wawancara [Personal communication].
Kurnia, Y. A. (2016). Perkawinan beda agama pada masyarakat Suku Tengger: Studi kasus di Desa Wonokerto Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo [PhD Thesis, Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim]. http://etheses.uin-malang.ac.id/4024/
Madani, E. (2022). Perbedaan Budaya dan Kebudayaan. https://elmadani.id/2022/03/01/perbedaan-budaya-dan-kebudayaan/
Mahkamah Agung. (2023, July 17). Surat Edaran Nomor 2 Tahun 2023 tentang Petunjuk Bagi Hakim Dalam Mengadili Perkara Permohonan Pencatatan Perkawinan Antar-Umat yang Berbeda Agama dan Kepercayaan. Mahkamah Agung RI. https://jdih.mahkamahagung.go.id/legal-product/sema-nomor-2-tahun-2023/detail
Majelis Umum PBB. (1948, Desember). Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia: Resolusi 217 A (III). Majelis Umum PBB.
Maksum, A. (2015). Politik identitas masyarakat Tengger dalam mempertahankan sistem kebudayaan dari hegemoni islam dan kekuasaan. El Harakah: Jurnal Budaya Islam, 17(1), 18–35, https://doi.org/10.18860/el.v17i1.3083
Manggala, H. D. A. (2019). Perubahan Sosial di Tosari (Studi Kasus Lunturnya Folklore Masyarakat Desa Tosari, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan). Indonesian Journal of Sociology, Education, and Development, 1(2), 96–105. https://pdfs.semanticscholar.org/1f4a/e346a14d9ae6ee9dd71ff9801a799e6e0793.pdf
Marzuki, A. M. A. (2016). Dinamika dan peran majelis ta’lim dalam meningkatkan pengetahuan keagamaan di wilayah suku Tengger. Mafhum, 1(2), 185–198. http://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/mafhum/article/view/232
Mayasari, L. D. (2020). Tinjauan Yuridis Terhadap Penyelundupan Hukum dalam Perkawinan Campuran. The Indonesian Journal of Islamic Law and Civil Law, 1(1), 37–58. https://doi.org/10.51675/jaksya.v1i1.140
Menteri Agama Gus Yaqut Resmikan Tosari Sebagai Kecamatan Bhinneka Tunggal Ika | pasuruankab.go.id. (n.d.). Retrieved September 19, 2024, from https://www.pasuruankab.go.id/isiberita/menteri-agama-gus-yaqut-resmikan-tosari-sebagai-kecamatan-bhinneka-tunggal-ika
Mursalin, A. (2023). Legalitas perkawinan beda agama: Mengungkap disparitas putusan pengadilan di Indonesia. Undang: Jurnal Hukum, 6(1), 113–150, https://doi.org/10.22437/ujh.6.1.113-150
Nurcahyono, M. L., & Yulianto, R. A. (2021). Pergumulan Hukum Islam dan Hukum Adat Pada Masyarakat Osing Banyuwangi (Sebuah Kajian Etnografi Hukum Islam). VERITAS, 7(1), 55–71, https://doi.org/10.34005/veritas.v7i1.1234
Nurcahyono, O. H., & Astutik, D. (2018). Harmonisasi masyarakat adat Suku Tengger (Analisis keberadaan modal sosial pada proses harmonisasi pada masayarakat adat Suku Tengger, Desa Tosari, Pasuruan, Jawa Timur). Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi, 2(1), 1–12, https://jurnal.uns.ac.id/dmjs/article/view/23326
Nurjannah. (2023). Teori-teori Pemberlakuan Hukum Islam di Indonesia. Asas, 1(11), 7.
Pasyah, T. (2021). Penyelundupan Hukum Dalam Hukum Perkawinan Beda Agama di Indonesia; Kajian Dalam Perspektif Fiqh Islam dan Undang-Undang Perkawinan. Simbur Cahaya, 146–164. https://doi.org/10.28946/sc.v28i2.867
Pratiwi, D. K. (2018). Tinjauan Yuridis Penyelundupan Hukum Perkawinan Beda Agama Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Jurnal Hukum Media Bhakti, https://doi.org/10.32501/jhmb.v2i1.15
Presiden Republik Indonesia. (1999). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. https://www.academia.edu/download/34995869/UU_No._39_Th_1999_ttg__Hak_Asasi_Manusia.pdf
Rizqi, M. I. F., & Mujiwati, Y. (2023). Dinamika Kehidupan Budaya Masyarakat Suku Tengger dalam Harmoni Lintas Agama. Pedagogy: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 10(1), 95–102.
Sandy Firmansyah, S. (2024). Sumbangan Pemikiran Friedrick Karl Von Savigny Dalam Perkembangan Hukum. Prestisius Hukum Brillianc, 6(2), 45–58.
SD. (2023, Desember). Wawancara [Personal communication] [Personal communication].
Sufiyah, P. C. (2023). Persepsi Masyarakat Urban Mengenai Fenomena Pernikahan Beda Agama dalam Kehidupan Masyarakat Kota. Seminar Nasional Universitas Negeri Surabaya 2023, 95–102.
Tjahyadi, I., Wafa, H., & Zamroni, M. (2019). Kajian budaya lokal. Pagan Press. http://repository.upm.ac.id/id/eprint/869
Warassih, E., Paksi, T. F. M., & Perdana, R. A. (2016). Penelitian hukum interdisipliner: Sebuah pengantar menuju sosio-legal. (No Title). https://cir.nii.ac.jp/crid/1130000796290406016
WL. (2024, Agustus). Wawancara [Personal communication].
Copyright (c) 2025 Noor Salam, Irwan Supriadin J

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.